Mirisnya Dunia Hiburan Tanah Air

 on Rabu, 24 Februari 2016  

Kali ini aku bakal mengangkat topik berkenaan industri hiburan di Indonesia yg kian lama kian miris ini. Tidak Sedikit Warga Indonesia sadar bagaimanakah mutu Industri hiburan kita yg saat ini ini. Menguber Ratting & Sharing yakni maksud mutlak dari satu buah program, Bahkan terkadang suatu program dibuat bersama kesan seadanya saja di episode-episode awal & cuma mengandalkan Host & Para sahabat - teman nya yg itu - itu lagi.

Aku posting disini atas wujud rasa miris aku pada industri hiburan yg Mayoritas tidak lagi berkwalitas & menghibur. Apa pengertian dari " Bermutu " & " Menghibur " ?

Berkwalitas, berasal dari kata kualitas/ku·a·li·tas/ n : Derajat/ Tingkatan baik-buruknya sesuatu

Menghibur, Berasal dari kata Hibur/hi·bur/ v : menyenangkan & menyejukkan hati yg sulit

Sehingga, Program yg mengedepankan Mutu & Menghibur mesti mempedulikan suatu Kualitas & sudah menimbang baik-buruknya program tersebut, Menghibur ialah elemen yg relatif. Sejauh mana kita merasa terhibur tak diukur dari seberapa dalam kita terbawa dalam emosi suatu program tersebut.

Di zaman sekarang ini, Dunia hiburan tidak selamanya ' sanggup diakui '. Bukannya mencerdaskan para pemirsa (Rakyat Indonesia) tapi kian lama justru berubah kearah pembodohan Publik. Sejujurnya saja, Aku lumayan kecewa bersama KPI yg seakan-akan Berat sebelah pada aturan yg dibuatnya. KPI seolah teramat ketat memantau Dunia Kartun anak-anak tidak jarang tidak sedikit scene terpotong tak terang cuma dikarenakan argumen yg tidak pass kuat. Tidak Sedikit Anime yg hilang dari peredaran cuma lantaran dianggap tidak sedikit mengandung unsur kekerasan.

Tak ada yg salah dgn peraturan yg dibuat oleh KPI dikarenakan seluruhnya dilakukan buat kebaikan namun Aku harap KPI mengerti, Bahwa Peraturanya amat berat sebelah. Apakah peraturan itu cuma berlaku bagi Kartun saja? Pasalnya, Sinetron Indonesia yg kian lama kian parah bahkan menampilkan tindakan kebut-kebutan, Kisah Percintaan anak remaja & keributan di diamkan saja?(Padahal Sinetron ini wujudnya malah Manusia, Bukan Kartun lagi)

Kalau KPI memang lah akan mempertanggungjawabkan tiap-tiap peraturan yg dirinya untuk sehingga semestinya scene sinetron tersebut dipotong dari awal hingga akhir alias bubar.

Berapa tidak sedikit dari kita tidak jarang menonton kasus anak-anak mungil yg mengalami 'penuaan' dini bersama pacaran kelewat batas alias terlampaui nyleneh. Ini akibat siapa? Haruskah aku menyalahkan Srigala yg dahulu sempat meneror kehidupan anak bangsa? Ataukah aku mesti menyalahkan si 'Macan' yg pernah mengaum tiap-tiap tengah malam disebuah stasiun tv swasta Indonesia?

Atau Para pembaca setuju kalau Aku salahkan Mas - Mas yg menyukai kebut-kebutan naik motor itu?( Bukan Ojek Online )

Tidak Sedikit diantara para pejabat negara peduli kepada kehidupan bangsa Indonesia yg cerdas, namun Mereka terlampaui memusingkan system pendidikan. System pendidikan senantiasa diperbaharui nyaris tiap-tiap thn bahkan terkesan bergonta-ganti bersama argumen Perbaikan diri. Tidak Dengan mereka sadari, Tidak selamanya system pendidikan itu salah. Bisa Saja mereka butuh memperhatikan aspek-aspek di luar dunia pendidikan yg bisa mempengaruhi Kehidupan & karakter satu buah bangsa yg berwujud : "Sinetron". Wajar saja, Bisa Saja para pejabat tidak lagi ada saat utk menyaksikan Televisi, Memandang mirisnya gambaran negara ini.

Sedikit - Tidak Sedikit, Dunia Sinetron sudah menempa karakter anak-anak Indonesia. Terbukti mereka lebih bahagia nonton Sinetron ketimbang kartun. Bila ditanya, Mengapa tak nonton kartun? Mereka jawab : " KARTUN APA? MEMANGNYA ADA? KARTUN NYA Untuk ANAK Mungil ITU." Bahkan anak-anak saat ini pula beranggapan bahwa Kartun itu tidak tepat bagi beliau yg sudah merasa lebih dewasa. Kacau!

KPI menyaring seluruh Kartun-Kartun Anime & menyisakan kartun-kartun pilihan yg tampaknya cuma bakal dinikmati oleh anak umur 3-6 thn saja.

Kala aku kelas 4 SD, Aku & rekan-rekan aku tak malu menyaksikan Telletubles & Dori the Explorer yg notabene tayangan tersebut buat anak yg berusia 3-6 thn. Tiap-tiap Pekan aku senantiasa 'Menyabotase' Tv yg aku punya cuma buat melihat film kartun dari pagi hingga sore di Indosia* & RCT*. Aku tak sempat kesukaan buat menyaksikan Sinetron yg hits di jaman nya yakni "Tersandung", Mengapa? Sebab tontonan menarik yg aku saksikan telah lebih dari lumayan.

Dijaman saat ini, Seseorang anak sanggup saja duduk bertiga bersama Bpk & ibu nya utk menyaksikan Sinetron bersama-sama. Tetapi Ini bukan gambaran keluarga yg bahagia, Melainkan ini merupakan gambaran keluarga yg salah kaprah! Aku percaya tidak sedikit yg melaksanakan aktifitas mirip.

Kala tidak sedikit kasus anak-anak mungil 'pacaran' bersama tak seharusnya & jadi Viral di dunia maya, Apa yg kamu pikirkan? Ya, Mereka meniru sinetron! Sinetron yg menggambarkan demikian dekatnya seseorang cowok & perempuan didalam ranah sekolah, Berpelukan, bergandeng tangan & semuanya kelihatan baik baik saja? Diwaktu aku duduk dibangkau SD, Jangankan bersentuhan bersama seseorang Cowok, Duduk satu meja juga menciptakan aku tidak jarang tak nyaman.

Berapa tidak sedikit Guru SD kamu tidak jarang menggantikan area duduk murid-muridnya? Yg Cowok dipasangkan dgn perempuan. & aktivitas ini dilakukan supaya suasana kelas lebih kondusif & tak ramai seperti Pasar, Menurutnya.

Nyata-nyatanya, Duduk dgn lawan tipe dalam meja yg sama memang lah terbukti menciptakan kita lebih 'anteng' bahkan tidak jarang, Meja yg kita gunakan utk mempelajari itu dibagi dua, Digaris dgn sebatang kapur & menggambarkan bahwa kita mempunyai 'Area' menuntut ilmu sendiri-sendiri. Haha, Aku senantiasa tertawa jikalau mengingat periode mungil anak-anak jaman dulu. Tidak Sama dgn anak jaman kini, Yg bersama slow mempunyai panggilan sayang : Mama & Papa? Ups!

Pergeseran jaman ini tidak sedikit dirasakan oleh Kalayak ramai, Benar-benar Sinetron berdampak gede bagi Anak-anak jaman kini. Peraturan yg dibuat oleh KPI telah benar namun tak diaplikasikan terhadap seluruhnya kalangan, Kenapa? Belum lagi ditambah Instansi pemeriksaan yg menurut aku makin kesini makin tak mempunyai argumen lumayan logis buat menyensor sekian banyak adegan apalagi dalam suatu scene di film kartun.

Misalnya saja : Mem-Blur Tokoh 'Sandy' dalam Film kartun Sponge Bob Square Pants

Apakah Argumen LSF utk menyensor scene ini? Apakah lantaran dianggap berbikini ria? Tetapi anak-anak masihlah polos ,bung! Tetapi nyata-nyatanya Aktris di FTV-FTV bebas berkeliaran bersama Bikini-bikini maupun pakaian minim. Sekian Banyak dari Kamu bisa saja menjawab didalam hati, " Yah, Kan FTV Buat dewasa wajar saja lolos pemeriksaan & dianggap wajar." Tetapi kamu mesti tonton macam mana dgn adegan yg satu ini :

Dengan Cara Apa suatu peraturan, dibuat namun tak diaplikasikan dengan cara serasi? Dengan Cara Apa KPI menyaksikan seluruhnya kejadian ini?

Sementara, terhadap program infotainment & talkshow, Sang Presenter yg bukan kartun ini masihlah bebas pemeriksaan. Pakaian mereka pass minim & kadang belahan dadanya ngintip-ngintip, namun mereka tetap bebas dari pemeriksaan. Padahal bukan kartun lho & bentuknya beneran manusia lagi. Mengapa ya?

Belum lagi baru-baru ini satu buah arena pencarian wanita-wanita berbakat jadi sorotan sesudah kebayanya menjadi Buram. Aku kira Televisi aku mulai sejak rusak atau jangan-jangan mata aku? Namun nyata-nyatanya LSF terlampaui Berlebihan, Blur sana & sini kepada satu buah aspek yg sebenarnya tak pas!

Kalau LSF lakukan Blur, Alangkah Lebih baik seandainya Sinetron dijadikan sorotan penting saja, Barangkali dgn demikian LSF sadar bahwa tiap-tiap scene nya pantas diblur dari awal hingga akhir. Alasannya? Adegan yg dilakukan tak lebih patut di bandingkan Sandy gunakan bikini. Peraturan yg tak sempat serasi sasaran ini justru memicu kekecewaan oleh tidak sedikit kalangan & aku harap KPI & LSF memberantas Sinetron-sinetron yg berlebihan & merusak hari esok anak bangsa.

Orang sepuh benar-benar memegang peran utama dalam pilih tontonan bermutu bagi anak tetapi Jangan Sampai cepat berbicara," orangtua pula mesti memantau apa yg ditonton anak-anak, Sinetron bukan utk di bawah usia, kan mampu Nonton yg lain!."

Masalahnya, Kamu pindah ke channel mana juga isinya Sinetron seluruh, Paling banter program dangdut yg nyanyinya 5 menit, Komentarnya 30 menit, Gimmick nya 1 jam.

Mencerdaskan anak bangsa tak mesti konsentrasi kepada sistemnya saja tapi serta memperhatikan faktor-faktor 'penunjang' nya.

Salam,
Mirisnya Dunia Hiburan Tanah Air 4.5 5 Unknown Rabu, 24 Februari 2016 Kali ini aku bakal mengangkat topik berkenaan industri hiburan di Indonesia yg kian lama kian miris ini. Tidak Sedikit Warga Indonesia sadar...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.